(Contoh Proposal Penelitian) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JASA GADAI STUDI KASUS : PERUM PEGADAIAN KOTA PAYAKUMBUH


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Kegiatan perekonomian yang dilakukan manusia tidak pernah luput dari alat tukar yang bernama uang. Kebutuhan akan uang adalah hal yang sangat penting bagi setiap pelaku ekonomi. Menurut Keynes ada 3 motif seseorang memegang uang, salah satunya yakni motif transaksi. Uang digunakan untuk membeli dan membayar berbagai kebutuhan, kegiatan sehari-hari manusia memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier tidak semua dapat terpenuhi karena dana yang tidak cukup. Jika demikian, maka terpaksa harus mengurangi untuk membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak terlalu mendesak, namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meinjam dari berbagai sumber dana yang ada. Kebutuhan dana yang masuk skala yang besar tentu tidak dapat dipenuhi dalam kurun waktu jangka pendek, apalagi jika harus dipenuhi melalui lembaga perbankan. Namun, sebaliknya jika dana yang dibutuhkan relatif kecil maka tidak ada masalah karena banyak tersedia sumber dana yang murah dan cepat.
Mereka yang memiliki barang-barang berharga dapat dengan segera menyelsaikan permasalahan keuangannya dengan cara menjual barang berharga tersebut. Namun resikonya barang yang telah dijual tersebut akan hilang dan kecil kemungkinan akan kembali. Terkadang jika membutuhkan uang dalam keadaan mendesak, masyarakat akan setuju saja jika harga yang ditawarkan pembeli lebih rendah dari harga yang berlaku di pasar, sehingga akan merugikan masyarakat itu sendiri. Disamping itu, terkadang jumlah uang hasil penjualan barang berharga lebih besar dari kebutuhan sehingga akan terjadi pemborosan. Selain itu munculnya lembaga keuangan non formal akan cenderung merugikan masyarakat seperti pengijo, pegadaian gelap, bank gelap, rentenir dan lain-lain. Karena mereka akan memberikan pinjaman dengan tingkat bunga yang sangat tinggi walupun prosesnya mudah dan cepat sehingga akan sangat merugikan masyarakat.
Di Indonesia terdapat lembaga keuangan yang terdiri dari dua yaitu, lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Kedua lembaga ini selain memiliki fingsi sebagai lembaga intermediasi juga memiliki fingsi untuk menyalurkan dana kepada msyarakat dalam bentuk kredit. Sehingga jika seseorang membutuhkan dana dapat diajukan ke berbagai sumber dana, seperti meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi, kendala utama ketika meminjam uang di bank adalah prosedurnya yang rumit dan memakan waktu yang relatif lebih lama. Kemudian disamping itu persyaratan yang lebih sulit untuk dipenuhi seperti dokumen yang harus lengkap, membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhinya. Begitu pula dengan jaminan yang diberikan harus barang-barang tertentu, karena tidak semua barang dapat dijadikan jaminan di bank. Dalam kenyataannya hanya sebagian masyarakat saja yang menikmati jasa perbankan ini, hal ini sangat menyulitkan untuk dipenuhi bagi masyarakat yang memiliki ekonomi menengah kebawah.
Kredit merupakan salah satu cara untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan pinjaman dana. Berkaitan dengan kebutuhan dana bagi masyarakat untuk kegiatan konsumsi ataupun modal usaha, muncullah permintaan kredit. Kredit modala dapat digunakan masyarakat dalam membuka usaha, sedangkan kredit konsumsi digunakan masyarakat untuk mengkonsumsi barang tertentu. Kredit yang dibutuhkan masyarakat dapat diberikan oleh lembaga keuangan, baik lembaga keuangan perbankan maupun lembaga keuangan bukan bank. Namun, meningkatnya kredit perbankan tidak dapat dirasakan oleh masyarakat menengah kebawah, dimana umumnya mereka tidak dapat memenuhi syarat kredit pada perbankan yang rumit dan prosedurnya lama. Kemudian untuk mengatasi permasalahan kredit tersebut salah satunya adalah dengan mengajukan kredit pada lembaga keuangan bukan bank maupun pada pihak perorangan.
Salah satu lembaga keuangan yang memberikan layanan pemberian pinjaman kepada masyarakat adalah perusahaan umum pegadaian. Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti yang dimaksudkan dala Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150 (Kasmir dalam Mughni Latifah, 2003). Meningkatnya jumlah kredit oleh masyarakat memberi peluang bagi PT Pegadaian sebagai alternatif untuk menyalurkan kredit pada masyarakat golongan menengah ke bawah yang kurang mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan.
Dapat diketahui bahwa ada persamaan dan ada juga perbedaan nyata antara prinsip perkreditan yang dilaksanakan oleh pegadaian dan perbankan. Persamaan prinsip yang sangat nyata adalah kedua bentuk lembaga keuangan tersebut berorientasi pada profit, dengan mengedepankan unsur keamanan dana yang dipinjamkan melauli prisip kehati-hatian. Dari adanya prinsip tersebut maka setiap peminjam diharuskan memiliki/menyerahkan agunan. Sedangkan perbedaan terlihat nyata dalam hal penilaian terhadap karakter peminjam, pemilikan capital dan tujuan penggunaan pinjaman. Bagi pegadaian ketiga aspek tersebut tidak diperhatikan, sedangkan dalam operasional pelaksanaan usaha perbankan ketiga aspek tersebut menjadi unsur penilaian yang secara signifikan mempengaruhi penilaian kelayakan peminjam. Perbedaan lain yang cukup signifikan adalah dalam hal penetapan suku bunga kredit. Perbankan biasanya menetapkan suku bunga kredit berdasarkan suku bunga yang berlaku di pasar uang yang di Indonesia berdasarkan suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Banyak masyarakat di Indonesia yang menjadikan alternatif untuk meminjam di pegadaian khususnya bagi masyarakat yang memiliki ekonomi menengah kebawah yang sangat membutuhkan pinjaman dalam waktu singkat serta tidak menyulitkan mereka. Sesuai dengan tujuan pemerintah melalui perum pegadaian, yakni untuk membina golongan ekonomi lemah dan meningkatkan kesejahteraan serta standar hidup masyarakat maka pegadaian memberikan pinjaman kredit dengan tingkat bunga yang rendah serta prosedur dan persyaratan yang mudah dan tidak memberatkan masyarakat. Pada umumnya masyarakat hanya mengetahui kalau pengadaian hanya melayani jasa gadai saja. Produk pegadaian cukup banyak seperti jasa taksiran, jasa titipan, galeri 24 dan koin emas, usaha persewaan gedung, unit produksi perhiasan emas dan balai lelang. Perum Pegadaian mulai membangun citra baru yang menarik yakni “Menyelesaikan masalah tanpa masalah” (Kasmir, 2003).
Berdasarkan uraian diatas, maka pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang sangat cocok untuk masyarakat yang mengalami kesulitan likuiditas dalam memenuhi kebutuhannya. Begitu juga dengan Perum Pegadaian cabang Payakumbuh yang banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sehingga jumlah permintaan terhadap jasa gadai semakin meningkat. Namun, sejauh ini belum diketahui secara pasti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan jasa gadai tersebut. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Gadai”. Dengan mengambil studi kasus pada Perum Pegadaian Kota Payakumbuh.
1.2.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.        Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga pegadaian terhadap permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh ?
2.        Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga kredit bank terhadap permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh ?
3.        Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh ?
4.        Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh ?
1.3.       Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1.        Menganalisis besarnya pengaruh tingkat suku bunga pegadaian terhadap permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh.
2.        Menganalisis besarnya pengaruh tingkat suku bunga bank terhadap permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh.
3.        Menganalisis besarnya pengaruh pendapatan terhadap permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh.
4.        Menganalisis besarnya pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh.
1.4.       Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat yakni :
1.        Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor apa saja yang secara signifikan mempengaruhi permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh.
2.        Bagi universitas, dapat dijadikan sumbangan keilmuan dan menambah daftar kepustakaan serta bahan perbandingan bagi mahasiswa atau peneliti berikutnya terkait dengan kasus yang sama.
3.        Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi tambahan khususnya bagi Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh demi kelancaran perekonomian khususnya perekonomian masyarakat Kota Payakumbuh.
1.5.       Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat suku bunga pegadaian, tingkat suku bunga bank, pendapatan masyarakat dan jumlah tanggungan keluarga terhadap permintaan jasa gadai di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh.
1.6.       Sistematika Penulisan
Proposal penelitian ini disusun dengan sistematika Bab yang terdiri dari : Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, dan Bab III Metodologi Penelitian.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, dari latar belakang tersebut maka diperoleh rumusan masalah yang akan menjadi fokus dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah maka akan diperoleh tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan terakhir akan diuraikan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menguraikan teori-teori dan penelitian terdahulu yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. Dari kerangka teori dan penelitian terdahulu tersebut maka didapat kerangka pemikiran konseptual serta dapat disusun hipotesis penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang model penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, analisis data dan defenisi operasional variabel.
BAB IV : GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan kondisi umum daerah dan perkembangan tingkat suku bunga atau tingkat bagi hasil pegadaian, tingkat suku bunga bank, pendapatan nasabah dan jumlah tanggungan keluarga nasabah pegadaian cabang Kota Payakumbuh.
BAB V : TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
Dalam bab ini memuat hasil dan pembahasan dari analisa data yang telah diteliti serta merumuskan kebijakan apa yang perlu dan bisa diambil dalam penelitian ini baik oleh pemerintah maupun pegadaian itu sendiri.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan singkat dari penelitian yang telah dilakukan dan juga berisi saran untuk berbagai pihak.





BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.       Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka
2.1.1. Teori Permintaan
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga selama periode tertentu. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang dan jasa. Faktor-faktor tersebut adalah harga, pendapatan rata-rata, harga barang lain, harga barang yang akan datang (Samuelson, 2003). Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat haganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan : makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (ceteris paribus) (Sadono Sukirno, 2003).
Sudarsono (1980) mengatakan bahwa, tujuan dari teori permintaan adalah mempelajari dan  menentukan berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah harga barang itu sendiri, harga barang lainnya (bersifat substitusi atau komplementer), pendapatan dan selera konsumen. Disamping variabel-variabel yang disebutkan diatas, maka distribusi pendapatan, jumlah penduduk, tingkat preferensi konsumen, kebijaksanaan pemerintah, tingkat permintaan dan pendapatan sebelumnya turut juga mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang.
Dalam perspektif ekonomi pengertian permintaan adalah berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga tertentu, permintaan adalah jumlah yang diminta atau jumlah yang diinginkan. Jumlah ini adalah berapa banyak yang akan dibeli oleh rumah tangga pada harga tertentu pada suatu komoditas, harga komoditas, pendapatan, selera dan lain-lain (Lipsey, 1990).
Seseorang dalam usaha memenuhi kebutuhannya, pertama kali yang akan dilakukan adalah pemilihan atas berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan. Selain itu juga dilihat apakah harganya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Jika harganya tidak sesuai, maka ia akan memilih barang dan jasa yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Perilaku tersebut sesuai dengan hukum permintaan yang mengatakan bahwa bila harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen akan mengalami penurunan. Dan sebaliknya bila harga dari suatu barang atau jasa turun, maka jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen akan mengalami kenaikan (ceteris paribus) (Samuelson, 1997)
Permintaan suatu barang di pasar akan terjadi apabila konsumen mempunyai keingingan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli, pada tahap konsumen hanya memiliki keinginan atau kemampuan saja maka permintaan suatu barang belum terjadi, kedua syarat willing dan ability harus ada untuk terjadinya permintaan (Turner, 1971)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa permintaan terhadap suatu barang dan jasa akan berubah apabila cita rasa atau pendapatan atau harga barang-barang lain mengalami perubahan pula.
2.1.2. Pengertian Umum Pegadaian
Pegadaian adalah perusahaan milik pemerintah yang bertugas menyalurkan pinjaman atau kredit dengan jaminan benda bergerak. Perum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai (Sigit Triandaru dan Totok, 2006).
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang atau oleh orang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan (Pandia, 2005;72).
Tugas pokok perum pegadaian adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. Kegiatan usaha perum pegadaian pada umumnya meliputi dua hal, yaitu penghimpunan dana dan penggunaan (Susilo, 2009;1818).
a.              Penghimpunan Dana
Dana yang diperoleh oleh perum pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya berasal dari :
-          Pinjaman jangka pendek dari perbankan
-          Pinjaman jangkapendek dari pihak lainnya
-          Penerbitan obligasi
-          Modal sendiri
b.             Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan usaha perum pegadaian. Dana tersebut antara lian digunakan untuk hal-hal berikut ini :
-            Uang kas dan dana likuid lain
-            Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan inventaris
-            Pendanaan kegiatan operasional
-            Penyaluran dana. Penggunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan atas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah  dihimpun oleh perum pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini. Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan penerimaan dari bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah  yang merupakan penerimaan utama bagi perum pegadaian dalam menghasilkan keuntungan.
-            Investasi lain.
2.2.       Hubungan Antar Variabel
2.2.1. Tingkat Suku Bunga Pegadaian
Pada Perum Pegadaian terdapat istilah sewa modal yang merupakan jumlah uang yang menjadi kewajiban nasabah kepada pihak pengadaian sebagai akibat pinjaman yang diterima oleh nasabah, besarnya dihitung berdasarkan tarif tertentu dan jangka waktu tertentu. Sebenarnya pengertian bunga dan sewa modal sama tetapi jika di perbankan biasa menggunakan istilah bunga sedangkan di Perum Pegadaian menggunakan istilah sewa modal.
2.2.2. Tingkat Suku Bunga Bank
Dalam teori permintaan, substitution effect atau efek substitusi adalah pengganti konsumsi suatu barang dengan harga yang relatif tinggi dengan barang lain yang serupa harganya relatif rendah (Bilas, 1988). Maksudnya adalah apabila harga suatu barang naik sedangkan harga barang lain tetap (relatif lebih murah) maka konsumen akan mengganti barang tersebut dengan barang yang harganya relatif lebih murah. Dalam hal ini tingkat suku bunga bank memiliki efek substitusi terhadap suku bunga pegadaian. Apabila tingkat suku bunga bank naik, maka tingkat suku bunga pegadaian akan relatif lebih rendah sehingga permintaan akan jasa gadai akan semakin tinggi. Dan begitu juga sebaliknya jika tingkat suku bunga pengadaian mengalami peningkatan.
2.2.3. Pendapatan
Pendapatan secara umum merupakan penghasilan yang diterima baik berupa gaji atau upah, pendapatan dari usaha, maupun pendapatan dari yang lainnya. Dalam pengertian pendapatan pribadi, pendapatan diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara (Sadono Sukirno, 1995). Tingkat pendapatan digunakan sebagai penilaian penting dalam menganalisis jumlah permintaan jasa gadai, karena pendapatan yang rendah akan mendorong seseorang untuk menggadaikan barang-barang berharga yang dimilikinya sehingga permintaan jasa gadai akan semakin tinggi.
2.2.4. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga dapat diartikan sebagai individu satu atau lebih yang masih menjadi tanggungan seseorang, banyaknya jumlah tanggungan tentunya juga akan menambah tingkat konsumsi, dan semakin meningkat konsumsi maka permintaan jasa gadai juga akan meningkat untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Keadaan dimana jumlah anggota atau tanggungan keluarga cukup besar sedangkan pendapatan keluarga tidak memadai, maka  anggota keluarga terpaksa harus mencari dan melakukan pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan mereka (Aris Ananta dan Sri Harijati Hatmadji dalam Raditya Anindika, 2009).
2.3.       Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.3.1. Penelitian oleh Jumadevrizal Rachmad, yang berjudul “Analisis Permintaan Gadai di Perum Pegadaian Kota Dumai”. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji secara langsung pengaruh tingkat suku buga, prosedur dan barang jaminan terhadap permintan gadai di Perum Pegadaian Kota Dumai. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan orang lebih tertarik untuk mendapatkan dana dengan menggadaikan barang di Perum Pagadaian Kota Dumai adalah tingkat suku bunga, tingkat suku bunga yang tidak memberatkan nasabah dinilai sebagai faktor nasabah melakukan gadai di Perum Pegadaian. Prosedur pinjaman, prosedur pinjaman dinilai sebagai faktor nasabah melakukan gadai karena prosedurnya yang sederhana dan tidak memakan waktu yang lama dan barang jaminan, barang jaminan yang aman dinilai sebagai faktor nasabah melakukan gadai di Perum Pegadaian.
2.3.2. Penelitian oleh Mukhlish Arifin Aziz (2013), yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat Sewa Modal, Jumlah Nasabah, Harga Emas Dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Gadai Golongan C (Studi Kasus Pada Perum Pegadaian Cabang Probolinggo)”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dimana data tersebut berupa angka-angka yang dibutuhkan untuk pengujian penelitian yang kemudian diolah untuk mengetahui hubungan antar variabel serta untuk menguji hipotesa. Metode yang digunakan adalah metode dokumenter dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan bahwa : (1) tingkat sewa modal dan inflasi tidak memberikan pengaruh terhadap pergerakan usaha penyaluran kredit gadai perum pegadaian cabang proboinggo khususnya kredit gadai golongan c. (2)  jumlah nasabah berpengaruh terhadap penyaluran kredit golongan c perum pegadaian cabang Probolinggo. Kenaikan atau penurunan jumlah nasabah perum pegadaian cabang probolinggo dapat mempengaruhi jumlah penyaluran kredit gadai, hal ini menunjukkan bahwa bukan besarnya nominal pinjaman nasabah uang memberikan pengaruh terhadap penyaluran kredit, melainkan lebih kepada jumlah kuantitas nasabah perum pegadaian itu sendiri. (3) variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap penyaluran kredit adalah harga emas. Artinya bahwa kredit gadai emas pada perum pegadaian cabang Probolinggo memberikan kontribusi yang paling besar dalam penyaluran kredit gadai khususnya kredit gadai golongan c.
2.3.3. Penelitian oleh Raditya Anindika (2009), yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Pengambilan Kredit Oleh Masyarakat Pada Perum Pegadaian” (studi kasus di perum pegadaian cabang klaten). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan, rasio nilai taksiran dengan jumlah uang pinjaman, jumlah tanggungan keluarga, jangka waktu pengembalian, dan tingkat pendidikan terhadap keputusan masyarakat untuk mengambil kredit di perum pegadaian. Penelitian ini menggunakan jenis data primer yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu nasabah  pegadaian dan data sekunder yang disimpulkan dan diterbitkan instansi atau lembaga yang relevan dengan penelitian diantarnya seperti BPS (Badan Pusat Statistik) dan dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pihak pegadaian. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Kesimpulan yang diperoleh adalah : (1) secara bersama-sama menunjukkan bahwa variabel tingkat pendapatan, rasio  nilai taksiran dengan jumlah uang pinjaman, tanggungan keluarga, jangka waktu pengembalian kredit, dan tingkat pendidikan berpengaruh positif dalam taraf signifikansi 5% terhadap besarnya pengambilan kredit di perum pegadaian cabang klaten. (2) secara individual menunjukkan bahwa variabel tingkat pendapatan, tanggungan keluaarga, jangka waktu pengembalian kredit dan tingkat pendidikan, berpengaruh positif dan signifikan dalam taraf signifikansi 5% terhadap besarnya pengambilan kredit di perum pegadaian. (3) variabel rasio nilai taksiran dengan jumlah pinjaman ternyata berpengaruh negatif terhadap besarnya pengambilan kredit  di perum pegadaian cabang klaten, ini berarti bahwa setiap penambahan rasio justru akan mengurangi besarnya pengambilan kredit.
2.3.4. Penelitian oleh Maya, yang berjudul “Pengaruh tingkat pendapatan, motif pinjaman dan jumlah  tanggungan terhadap permintaan kredit pada perum pegadaian cabang X”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendapatan nasabah, motif nasabah dan jumlah tanggungan keluarga terhadap permintaan kredit pada pegadaian cabang “X”. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan kesimpulan yang diperoleh adalah : (1) dari hasil regresi data yang dioleh maka diperoleh hasil R2 sebesar 0,5401. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan, motif nasabah dan jumlah tanggungan mempengaruhi variabel dependen (permintaan kredit) sebesar 54,01%, (2) dengan membandingkan nilai ttabel dengan thitung maka diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan, motif dan jumlah tanggungan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap variabel dependen (permintaan kredit), (3) dari hasil regresi diperoleh nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan, motif dan jumlah tanggungan berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen (permintaan kredit).
2.4.       Kerangka Pemikiran Konseptual
Untuk memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta untuk memperjelas akar pemikiran, berikut digambarkan kerangka pemikiran tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Gadai” Studi Kasus Perum Pegadaian Kota Payakumbuh.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
 
Tingkat Suku Bunga Pegadaian

 

Dari kerangka pemikiran diatas, bahwa permintaan jasa gadai di perum pegadaian dipengaruhi oleh tingkat suku bunga pegadaian, tingkat suku bunga bank, pendapatan nasabah dan jumlah tanggungan keluarga.
2.5.       Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, maka diajukanlah hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut :
1.        Diduga tingkat suku bunga pegadaian berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan jasa gadai.
2.        Diduga tingkat suku bunga bank berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jasa gadai.
3.        Diduga pendapatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan jasa gadai.
4.        Diduga jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jasa gadai.








BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.       Defenisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian ini secara operasional dapat diindentifikasikan sebagai berikut :
·                Variabel Dependen
Pada penelitian ini variabel tak bebas (variabel dependen) adalah besarnya permintaan, yakni jumlah kredit atau pinjaman yang diterima oleh nasabah dari Perum Pegadaian berupa uang yang diukur dalam satuan rupiah, dengan memberi jaminan berupa barang atau benda berharga lainnya yang pelunasnanya ditentukan oleh Perum Pegadaian.
·                Variabel Independen
1.      Tingkat Suku Bunga Pegadaian
Variabel ini dihitung berdasarkan tingkat sewa modal atau tingkat suku bunga kredit yang berlaku di Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh yang diukur dalam satuan persentase.
2.      Tingkat Suku Bunga Bank
Variabel ini dihitung berdasarkan tingkat suku bunga kredit yang berlaku pada lembaga keuangan perbankan yang dihitung dalam satuan persentase.

3.      Pendapatan
Penelitian ini mengambil keseluruhan penghasilan yang diterima oleh nasabah baik penghasilan suami atau istri ataupun penghasilan pribadi yang dihitung dalam satuan rupiah
4.      Jumlah Tanggungan Keluarga
Variabel ini dihitung berdasarkan pada jumlah tanggungan yang dimiliki dalam keluarga, baik famili, karib kerabat ataupu bukan yang biaya hidupnya masih ditanggung oleh responden.
3.2.       Model Metode Penelitian
Data menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat, simbol dan data lainnya yang bentuknya bukan angka yang diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Dalam penelitian ini digunakan metode atau data kuantitatif berupa data tingkat suku bunga pegadaian, tingkat suku bunga bank, pendapatan nasabah dan jumlah tanggungan keluarga.
3.3.       Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lokasi perum pegadaian Kota Payakumbuh yang beralamat di Jalan Pemuda No. 11 Kelurahan Bunian Kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh.
3.4.       Jenis dan Sumber Data
a.      Jenis Data
Data berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder (Kuncoro, 2009). Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data tersebut biasanya diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data orisinil. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus dan penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Sedangkan menurut sifatnya data dapat dibedakan menjadi kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat, simbol dan data lainnya yang bentuknya bukan angka yang diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Berdasarkan definisi diatas, maka data dalam penelitian ini termasuk kedalam data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif yang diperoleh secara langsung dan tidak langsung oleh peneliti menurut kurun waktu.


b.      Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data tentang tingkat suku bunga pegadaian dan bank umum yang bersumber dari perum pegadaian dan bank umum, jurnal, artikel, browsing internet dan dari berbagai instansi terkait lainnya sedangkan data tentang jumlah pendapatan nasabah dan jumlah tanggungan keluarga diperoleh secara langsung melalui metode wawancara dan menyebarkan kuesioner.
3.5.       Teknik Pengumpulan Data
1.      Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan literatur serta karangan ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2.      Penelitian lapangan yaitu menggunakan pertanyaan langsung dalam bentuk kuesioner yang diberikan kepada nasabah-nasabah perum pegadaian cabang Kota Payakumbuh.
3.6.       Teknik Analisis
Populasi sebagai objek penelitian merupakan hal yang penting untuk ditentukan dalam penelitian. Menurut Fathoni (2006:103) populasi adalah “Keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian”. Adapun populasi dalam dalam penelitian ini adalah nasabah Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi. Menurut Arikunto (2006:146) bahwa “Hasil penelitian sampel berlaku bagi populasi, dalam arti semua ciri-ciri atau karakteristik yang ada dalam populasi, tercermin dalam sampel”. Adapun sampel yang digunakan merupakan bagian dari nasabah Perum Pegadaian cabang Kota Payakumbuh. Besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perumusan Slovin (Umar, 2002) dengan standar error 10% yaitu :
n
Penjelasan :
n  : ukuran populasi
N : ukuran sampel
e : standar error
3.7.       Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel jenis accidental random sampling. Accidental random sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan ditemui peneliti dan dipandang cocok sebagai suber data Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan.
3.8.       Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Regresi linier berganda adalah analisis yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu variabel independen.
3.8.1.           Pembentukan Model
Berdasarkan variabel variabel dependen dan variabel independen tersebut maka dapat digabungkan sehingga menghasilkan fungsi : Permintaan jada gadai = f (tingkat suku bunga pegadaian, tingkat suku bunga bank, pendapatan nasabah dan jumlah tanggungan keluarga). Dari fungsi tersebut, selanjutnya variabel permintaan jasa gadai diubah menjadi Y, variabel tingkat suku bunga pegadaian X1, variabel tingkat suku bunga bank X2, variabel pendapatan nasabah X3, variabel jumlah tanggungan keluarga X4, sehingga fungsinya menjadi :
Y = f(X1, X2,X3,X4)....................................................................... (1)
Dimana :
Y  : permintaan gadai (rupiah)
X1 : tingkat bunga pegadaian (persentase)
X2 : tingkat bunga bank (persentase)
X3 : pendapatan nasabah (rupiah)
X4 : jumlah tanggungan keluarga (orang)
Sesuai dengan ilmu ekonometrik yang dikemukan oleh Gujarati (2012), maka fungsi tersebut dapat diturunkan menjadi persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 +  μ................................... (2)
Besarnya tingkat suku bunga pegadaian, tingkat suku bunga bank, pendapatan nasabah dan jumlah tanggungan keluarga, maka dalam penelitian ini variabel tersebut ditransformasikan dalam bentuk Log. Transformasi dalam bentuk Logaritma dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kasus multikolinearitas dan heteroskedastisitas, serta juga memudahkan dalam menginterpretasikan model,  sehingga persamaan menjadi :
LogY = β0 + β1 LogX1 + β2 LogX2 + β3 LogX3 + β4 LogX4 +  μ..... (3)
Dimana :
Y  : permintaan jasa gadai (rupiah)
β0  : Konstanta
β1  : Konstanta X1
β2  : Konstanta X2
β3  : Konstanta X3
β4  : konstanta X4
X1 : tingkat bunga pegadaian (persentase)
X2 : tingkat bunga bank (persentase)
X3 : pendapatan nasabah (rupiah)
X4 : jumlah tanggungan keluarga (orang)
μ  : error term
3.8.2.      Pengujian Model
3.8.2.1.     Uji Regresi
Analisis regresi adalah studi tentang ketergantungan dari variabel dependen pada satu atau lebih variabel independen (Gujarati, 2012). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linear berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Squares). Metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut. Metode ini diyakini mempunyai sifat-sifat yang ideal dan dapat diunggulkan yaitu secara teknis sangat kuat, mudah dalam perhitungan dan penarikan interpretasinya.
a.        Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi (R²) adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total atau persentase dari total variasi dalam variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen (X) yang ada didalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Nilai koefisien determiniasi adalah antara nol dan satu (0 < R2 < 1). Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut :
1.      Jika nilai R2 kecil (mendekati nol), berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas, maka dapat disimpulkan antara variabel independen dan variabel dependen tidak memiliki hubungan.
2.      Jika nilai R2 mendekati 1 (satu), berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen, maka dapat disimpulkan antara variabel independen dan variabel dependen memiliki hubungan.
Suatu model mempunyai kebaikan dan kelemahan jika diterapkan dalam masalah yang berbeda. Untuk mengukur kebaikan suatu model (goodness of fit), digunakan koefisien determinasi (R2). Koefisien deteminasi (R2) merupakan angka yang memberikan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel tak bebas (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (X)  (Gujarati, 2010) :
R2 = 1 - 
b.        Uji Signifikansi Parsial (Uji t Statistik)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen, dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel.
a.    Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, artinya secara parsial salah satu variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap  variabel terikat.
b.    Jika t-hitung < t-tabel maka H0 tidak ditolak, artinya secara parsial salah satu variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
c.         Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik)
Uji F digunakan untuk menguji apakah secara statistik koefisien regresi dari variabel independen (bebas) secara bersama-sama (simultan) memberikan pengaruh terhadap variabel dependen (terikat), dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara bersama-sama dengan formulasi Ha : β0 ≠ β1 ≠ β2 0. Namun jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa  variabel independen tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan formulasi hipotesis H0 : β0 = β1 = β2 = 0.
3.8.2.2.     Asumsi Klasik
Estimasi terhadap model regresi linier berganda dengan melakukan uji asumsi klasik bertujuan untuk mellihat apakah regresi yang digunakan terdapat masalah atau tidak sehingga akan menghasilkan koefisien regresi yang linier terbaik dan tidak bias sesuai dengan kaidah Best Linear Unbiased Eslimator (BLUE). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, Uji linieritas, uji multikolinieritas, Uji heteroskedastsitas, Uji otokorelasi. Suatu model regresi dapat dikatakan baik apabila lulus uji asumsi klasik yang berarti bahwa data linier, terdistribusi normal,  bebas dari gejala multikol, bebas heterokestisitas dan bebas dari otokorelasi (Suliyanto, 2011).
a.        Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diuji dalam sebuah penelitian memiliki terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan memilih plot pada histogram atau p-plot. Apabila titik-titik pada grafik p-plot tersebar diantara garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diuji dalam penelitian memiliki distribusi normal.
Selain itu, Ghozali (2013) untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak, maka dapat dilakukan dengan uji Kolmogorof Smirnov, yaitu dengan melihat nilai signifikannya. Apabila nilai signifikansinya lebih dari 0.05, maka data dapat dikatakan mempunyai distribusi normal.


b.        Uji Linearitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui model yang dibuktikan merupakan model linear atau tidak. Salah satu pengujian yanjg dapat dilakukan adalah melalui metode Ramsey Test, dimana metode ini mengasumsikan bahwa model yang benar adalah persamaan yang linear, sehingga hipotesis nol menyatakan bahwa model adalah linear. Sebaliknya hipotesis alternatif menyatakan bahwa model tidak linear. Prinsip metode ini adalah membandingkan antara nilai F-hitung (persamaan baru) dengan nilai F tabel.
c.         Uji Autokorelasi
            Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel bebas pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel bebas pada periode lain. Ada tidaknya autokorelasi diantara kesalahan pengganggu yang saling berurutan dapat dilihat dari pengujian  Durbin Watson (DW test). Nilai dw yang diperoleh dibadingkan dengan dL pada tabel statistik d dari Durbin Watson. Ketentuan dalam autokorelasi adalah:
  1. Apabila du < dw < 4-du, berarti tidak ada autokorelasi.
  2. Apabila dw < dL, berarti ada autokorelasi positif.
  3. Dan jika dw > 4-dL artinya ada autokorelasi negative
  4. Sedangkan jika du < dw < dL maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
            Selain dengan menggunakan uji Durbin Watson, untuk menguji apakah dalam model persamaan regresi yang dibentuk terdapat atau tidaknya gejala autokorelasi maka dilakukan uji autokorelasi dengan menggunakan run test. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Jika antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan bahwa nilai residual adalah acak atau random (Suliyanto, 2011).
d.        Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas merupakan terjadinya korelasi linear yang mendekati sempurna antar lebih dari dua variabel bebas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinear. Salah satu cara untuk menguji gejala multikolinearitas dalam model regresi adalah dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model dinyatakan tidak mengandung multikolinearitas. (Suliyanto, 2011).      
e.         Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi karena munculnya gangguan dalam fungsi regresi yang variansnya tidak sama untuk semua pengamatan variabel indepeden yang menyebabkan penaksiran menjadi tidak efisien baik dalam sampel besar ataupun kecil walupun masih tidak bias dan konstan. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik jenis heteroskedasitisitas ini adalah dengan melihat grafik scatterplot. Apabila grafik scatterplot membentuk pola yang tidak dapat dibaca (tersebar), maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.
3.8.2.3.     Penentuan Taraf Nyata
Menurut Gujarati (2012), menjelaskan bahwa untuk pemilihan taraf nyata pada suatu penelitian ada tiga pilihan yaitu taraf nyata 1%, 5%, dan 10%. Semakin kecil taraf nyata yang dipilih, maka semakin besar pula tingkat kepercayaan yang terdapat dalam suatu model penelitian tersebut. Peningkatan nilai taraf nyata dilakukan untuk memperlebar toleransi dalam suatu model penelitian. Batas toleransi dalam model suatu penelitian adalah 10%. Dalam penelitian ini dipilih penggunaan pada taraf nyata 5%.














DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2011. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Gujarati N, Damodar. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.
Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan Teori dari Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Rachmad, Jumadevrizar. 2012. Analisis Permintaan Gadai Perum Pegadaian Kota Dumai. Jurnal. Universitas Riau : Fakultas Ekonomi.
Maya. 2013. Pengaruh Tingkat Pendapatan, Motif Pinjaman dan Jumlah Tanggungan Terhadap Permintaan Kredit Pada Perum Pegadaian Cabang  “X”. Jurnal.
Yassir S, Muhammad. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Cepat Aman pada PT. Pegadaian di Palopo. Skripsi. Universitas Hasanuddin : Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Latifah, Mughni. 2013. Analisis Permintaan Gadai PT. Pegadaian di Indonesia. Skripsi. Universitas Hasanuddin : Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
www.pegadaian.co.id. Diakses pada tanggal 03 Maret 2016

Komentar

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Teori Lokasi) TEORI MARKET AREA

Langkah regresi data panel pada software eviews:

(Teori Lokasi) TATA PENGELOLAAN LAHAN DI KOTA PAYAKUMBUH